Tuesday, September 25, 2007

Senangkan Orang Tua Semasa Hidup!

Usia ayah telah mencapai 70 tahun, namun tubuhnya masih kuat. Dia mampu mengendarai sepeda ke pasar yang jauhnya lebih kurang 2 kilometer untuk belanja keperluan sehari-hari. Sejak meninggalnya ibu pada 6 tahun lalu, ayah sendirian di kampung. Oleh karena itu kami kakak-beradik 5 orang bergiliran menjenguknya.

Kami semua sudah berkeluarga dan tinggal jauh dari kampung halaman di Teluk Intan. Sebagai anak sulung, saya memiliki tanggung jawab yang lebih besar. Setiap kali saya menjenguknya, setiap kali itulah istri saya mengajaknya tinggal bersama kami di Kuala Lumpur.

"Nggak usah. lain kali saja.!"jawab ayah. Jawaban itu yang selalu diberikan kepada kami saat mengajaknya pindah. Kadang-kadang ayah mengalah dan mau menginap bersama kami, namun 2 hari kemudian dia minta diantarbalik. Ada-ada saja alasannya.

Suatu hari Januari lalu, ayah mau ikut saya ke Kuala Lumpur. Kebetulan sekolah masih libur, maka anak-anak saya sering bermain dan bersenda-gurau dengan kakek mereka. Memasuki hari ketiga, ia mulai minta pulang. Seperti biasa, ada-ada saja alasan yang diberikannya.
"Saya sibuk, ayah. tak boleh ambil cuti. Tunggulah sebentar lagi. akhir minggu ini saya akan antar ayah," balas saya. Anak-anak saya ikut membujuk kakek mereka.
"Biarlah ayah pulang sendiri jika kamu sibuk. Tolong belikan tiket bus saja yah." katanya yang membuat saya bertambah kesal. Memang ayah pernah berkali-kali pulang naik bus sendirian.

"Nggak usah saja yah." bujuk saya saat makan malam.
Ayah diam dan lalu masuk ke kamar bersama cucu-cucunya. Esok paginya saat saya hendak berangkat ke kantor, ayah sekali lagi minta saya untuk membelikannya tiket bus.
"Ayah ini benar-benar nggak mau mengerti yah. saya sedang sibuk, sibuuukkkk!!!" balas saya terus keluar menghidupkan mobil.

Saya tinggalkan ayah terdiam di muka pintu. Sedih hati saya melihat mukanya.
Di dalam mobil, istri saya lalu berkata, "Mengapa bersikap kasar kepada ayah? Bicaralah baik-baik! Kasihan khan dia.!" Saya terus membisu.

Sebelum istri saya turun setibanya di kantor, dia berpesan agar saya penuhi permintaan ayah.
"Jangan lupa, Pa.. belikan tiket buat ayah," katanya singkat. Di kantor saya termenung cukup lama. Lalu saya meminta ijin untuk keluar kantor membeli tiket bus buat ayah.

Pk. 11.00 pagi saya tiba di rumah dan minta ayah untuk bersiap.
"Bus berangkat pk. 14.00," kata saya singkat. Saya memang saat itu bersikap agak kasar karena didorong rasa marah akibat sikap keras kepala ayah. Ayah tanpa banyak bicara lalu segera berbenah. Dia masukkan baju-bajunya kedalam tas dan kami berangkat. Selama dalam perjalanan, kami tak berbicara sepatah kata pun.

Saat itu ayah tahu bahwa saya sedang marah. Ia pun enggan menyapa saya.! Setibanya di stasiun, saya lalu mengantarnya ke bus. Setelah itu saya Pamit dan terus turun dari bus. Ayah tidak mau melihat saya, matanya memandang keluar jendela. Setelah bus berangkat, saya lalu kembali kemobil. Saat melewati halaman stasiun, saya melihat tumpukan kue pisang di atas meja dagangan dekat stasiun. Langkah saya lalu terhenti dan teringat ayah yang sangat menyukai kue itu. Setiap kali ia pulang ke kampung, ia selalu minta dibelikan kue itu. Tapi hari itu ayah tidak minta apa pun.

Saya lalu segera pulang. Tiba di rumah, perasaan menjadi tak menentu. Ingat pekerjaan di kantor, ingat ayah yang sedang dalam perjalanan, ingat Istri yang berada di kantornya. Malam itu sekali lagi saya mempertahankan ego saya saat istri meminta saya menelpon ayah di kampung seperti yang biasa saya lakukan setiap kali ayah pulang dengan bus. Malam berikutnya, istri bertanya lagi apakah ayah sudah saya hubungi. "Nggak mungkin belum tiba," jawab saya sambil meninggikan suara.

Dini hari itu, saya menerima telepon dari rumah sakit Teluk Intan. "Ayah sudah tiada." kata sepupu saya disana. "Beliau meninggal 5 menit yang lalu setelah mengalami sesak nafas saat Maghrib tadi." Ia lalu meminta saya agar segera pulang. Saya lalu jatuh terduduk di lantai dengan gagang telepon masih di tangan. Istri lalu segera datang dan bertanya, "Ada apa, bang?"Saya hanya menggeleng-geleng dan setelah agak lama baru bisa berkata, "Ayah sudah tiada!!"

Setibanya di kampung, saya tak henti-hentinya menangis. Barulah saat Itu saya sadar betapa berharganya seorang ayah dalam hidup ini. Kue pisang, kata-kata saya kepada ayah, sikapnya sewaktu di rumah, kata-kata istri mengenai ayah silih berganti menyerbu pikiran.

Hanya Tuhan yang tahu betapa luluhnya hati saya jika teringat hal itu. Saya sangat merasa kehilangan ayah yang pernah menjadi tempat saya mencurahkan perasaan, seorang teman yang sangat pengertian dan ayah yang sangat mengerti akan anak-anaknya. Mengapa saya tidak dapat merasakan perasaan seorang tua yang merindukan belaian kasih sayang anak-anaknya sebelum meninggalkannya buat selama-lamanya.

Sekarang 5 tahun telah berlalu. Setiap kali pulang ke kampung, hati saya bagai terobek-robek saat memandang nisan di atas pusara ayah. Saya tidak dapat menahan air mata jika teringat semua peristiwa pada saat-saat akhir saya bersamanya. Saya merasa sangat bersalah dan tidak dapat memaafkan diri ini.

Benar kata orang, kalau hendak berbakti sebaiknya sewaktu ayah dan ibu masih hidup. Jika sudah tiada, menangis air mata darah sekalipun tidak berarti lagi.

Kepada pembaca yang masih memiliki orangtua, jagalah perasaan mereka. Kasihilah mereka sebagaimana mereka merawat kita sewaktu kecil dulu.

Sumber: Email, Unknown

Memegang Jari Seimbangkan Emosi

Salah satu teknik unik yang dilakukan untuk menyeimbangkan kondisi emosi yaitu memegang jari-jari tangan.

Namun, mula-mula harus diakui lebih dulu bahwa kita memiliki masalah emosi yang melahirkan trauma, dan masalah ini harus diselesaikan.

Teknik yang diimpor dari Jepang ini (teknik jin shin jyutsu) sebenarnya sering kita lakukan tanpa sengaja. Misalnya, ketika sedang cemas atau khawatir, tanpa sadar kita memegang salah satu jari untuk menetralisasi gejolak emosi yang dirasakan.

Teorinya, melalui jari mengalir energi yang berhubungan dengan emosi yang berbeda-beda. Panas dari tangan yang menggenggam menyebabkan energi yang tersumbat dalam tubuh keluar melalui jari-jari. Lakukan teknik ini selama beberapa menit.

Dari ibu jari mengalir keluar rasa sakit hati, sedih, murung, dan duka. Rasa takut dan teror keluar dari jari telunjuk. Rasa marah, murka dan benci meluncur dari jari tengah. Rasa cemas dan khawatir lenyap melalui jari manis. Sedangkan rasa tidak percaya diri atau merasa jadi korban menghilang lewat jari kelingking.

Setelah memegang jari selama 1-2 menit, akan mulai terasa jari berdenyut, lalu muncullah suatu sensasi dari jari itu. Denyut itu menunjukkan energi sedang mengalir keluar dari tubuh. Sekitar 2-5 menit kemudian, energi yang tersumbat mengalir keluar, sehingga aliran energi di dalam tubuh jadi lancar.

Teknik ini dapat dilakukan oleh siapa pun, di mana pun, kapan pun, dan dalam posisi apa pun. Latihan ini baik pula dilakukan sebelum tidur di malam hari, untuk melepaskan diri dari emosi-emosi negatif yang tertumpuk di bawah sadar sepanjang hari.

Dengan memegang jari untuk mengeluarkan energi yang tersumbat, emosi jadi terpusat. Kita pun mampu berpikir lebih jernih ketika hendak mengambil keputusan.
Silakan Anda coba sekarang, ada nggak efeknya???


Sumber: Intisari

Terapi Enam Gelas Air

Prof. S Perasamy DIM & D ACC - Bohiraj Vedante Maharish Charity, Kantha Health And Research, Centre Karr 639006, TN India

Tuhan telah memberi kita air yang banyak dan gratis. Tanpa mengeluarkan uang untuk obat-obatan, tablet, suntikan diagnosa, upah dokter, dll. Hanya minum air minum, penyakit di bawah ini bisa disembuhkan. Anda tak akan percaya sebelum melakukannya. Di bawah ini daftar penyakit yang dapat disembuhkan oleh terapi ini:

Sakit Kepala * Asma *
Darah Tinggi * Bronchitis * Kencing Manis * Kurang Darah * TBC Paru-paru * Penyakit Mata * Rematik * Radang Otak * Pendarahan di Mata * Lumpuh * Batu Ginjal * Mata Merah * Kegemukan * Penyakit Saluran Kencing * Haid Tidak Teratur * Radan/Sakit Persendian * Kelebihan Asam Urat * Leukimia * Radang Selaput Lendir * Mencret * Peranakan
Gangguan Jantung * Disentri * Kanker Payudara * Mabuk, Pusing, Gamang * Ambelen * Radang Tenggorokan * Batuk * Sembelit

Bagaimana Air Minum itu Bekerja?

Meminum air minum biasa dengan metode yang benar, memurnikan tubuh manusia. Hal itu membuat usus besar bekerja dengan lebih efketif dengan cara membentuk darah baru, dalam istilah medis dikenal sebagai aematopaises. Bahwa mucousal fold pada usus besar dan usus kecil diaktifkan oleh metode ini, merupakan fakta yang tak terbantah, seperti teori yang menyatakan bahwa darah segar baru diproduksi oleh mucousal fold ini.

Bila usus bersih, maka gizi makanan yang dimakan beberapa kali dalam sehari akan diserap dan dengan kerja mucousal fold, gizi makanan itu diubah menjadi darah baru. Darah merupakan hal penting dalam menyembuhkan penyakit dan memelihara kesehatan, dan karena itu air hendaknya dikonsumsi dengan teratur.

Bagaimana Melakukan Terapi ini?

  • Pagi hari ketika anda baru bangun tidur ( bahkan tanpa gosok gigi terlebih dahulu), minumlah 1,5 liter air, yaitu 5 sampai 6 gelas. Lebih baik airnya ditakar dahulu sebanyak 1,5 liter. Ketahuilah bahwa nenek moyang bangsa India menamakan terapi ini sebagai "usha paana chikitsa". Setelah itu anda boleh mencuci muka.
  • Hal sangat penting untuk diketahui bahwa jangan minum atau makan apapun satu jam sebelum dan sesudah minum 1,5 liter air ini.
  • Juga telah diteliti dengan seksama bahwa tidak boleh minum minuman beralkohol pada malam sebelumnya.
  • Bila perlu, gunakanlah air rebus atau air yang sudah disaring.

Apakah Mungkin Minum 1,5 liter Air Sekaligus?

Untuk permulaan, mungkin akan terasa sulit meminum 1,5 liter air sekaligus, tapi lambat laun akan terbiasa juga. Mula-mula, ketika latihan, anda boleh minum 4 gelas dulu dan sisanya yang 2 gelas diminum dua menit kemudian. Awalnya anda akan buang air kecil 2 sampai 3 kali dalam satu jam, tetapi setelah beberapa lama, akan normal kembali. Menurut penelitian dan pengalaman, penyakit-penyakit berikut diketahui dapat disembuhkan dengan terapi ini dalam waktu seperti tertulis di bawah ini:

  • Sembelit - 1 hari
  • TBC Paruparu - 3 bulan
  • Kencing Manis - 7 hari
  • Asam Urat - 2 hari
  • Tekanan Darah - 4 minggu
  • Kanker - 4 minggu

Catatan:

Disarankan agar penderita radang/sakit persendian dan rematik melaksanakan terapi ini tiga kali sehari, yaitu pagi, siang, dan malam satu jam sebelum makan - selama satu minggu, setelah itu dua kali sehari sampai penyakitnya sembuh.

Harap metoda di atas dibaca dan dipraktekkan dengan seksama. Sebarluaskanlah pesan ini kepada teman-teman, sanak saudara, dan tetangga - karena ini merupakan persembahan pada kemanusiaan.

//